Maulid: Cahaya yang Menyinari Zaman
Maulid Nabi bukan sekadar mengenang tanggal kelahiran Rasulullah ï·º. Lebih dari itu adalah momen menyambut cahaya yang menyingkap kegelapan. Sebelum Nabi diutus, dunia berada dalam masa jahiliyah: manusia menyembah berhala, menindas yang lemah, dan melupakan kemanusiaan. Lalu, lahirlah seorang bayi yatim pada malam 12 Rabiul Awal — bayi yang kelak menjadi rahmat bagi seluruh alam.
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu; amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”
(QS. At-Taubah [9]: 128)
Ayat ini menjadi pengingat, bahwa kelahiran Nabi adalah lahirnya kasih sayang Allah untuk umat manusia.
Mengapa Kita Bergembira dengan Maulid?
Allah sendiri memerintahkan kita untuk bergembira atas rahmat-Nya:
“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
(QS. Yunus [10]: 58)
Maka, bergembira dalam Maulid bukanlah sekadar tradisi, melainkan ibadah syukur. Kita bersyukur karena lahirnya Nabi berarti lahirnya petunjuk, lahirnya teladan, lahirnya cahaya yang menuntun manusia dari gelap menuju terang.
Makna Mendalam dari Maulid
-
Syukur yang Hidup – Maulid bukan hanya ucapan, tetapi pengakuan bahwa hidup kita tidak berarti tanpa bimbingan Rasulullah ï·º.
-
Cinta yang Menggerakkan – Kita tidak cukup mencintai Nabi dengan kata-kata; Maulid mengingatkan kita untuk meneladani akhlaknya.
-
Cahaya yang Abadi – Rasulullah ï·º wafat, tetapi cahaya beliau tak pernah padam. Setiap Maulid, kita menyalakan kembali pelita cinta itu di hati kita.
-
Doa yang Menyatukan – Majelis Maulid menyatukan umat; kaya-miskin, tua-muda, semua duduk bersama bershalawat, seolah berada di bawah naungan rahmat yang sama.
-
Bila Nabi adalah rahmat, jadilah kita rahmat bagi sesama.
-
Bila Nabi diutus untuk memperbaiki akhlak, maka Maulid harus membuat akhlak kita lebih baik.
-
Bila Nabi mengajarkan cinta dan kasih sayang, jadikan cinta itu nyata dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa.